Kamis, 04 Juni 2009

Manfaatkan Alam Dalam Kehidupan Anda

:::TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA):::

Dewasa ini obat-obatan modern sudah menjadi bagian dari kehidupan kita7 sehari-hari. Obat-obatan itu dalam berbagai bentuk sudah dijual bebas dan mudah sekali didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Akhir-akhir ini trend pengobatan modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional. Ada beberapa alas an yang mendasari kecendrungan ini. Misalnya,tanaman obat yang digunakan secara tepat, tidak atau kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern terutaman yang dibuat dari bahan sintesis. Alasan lain,obat-obatan tradisional juga lebih tepat untuk digunakan sebagai penyakit atau untuk menjaga kesehatan. 

Definisi
Yang dimaksud dengan TOGA adalah Taman Obat Keluarga. Kata “Taman” menunjukakan adanya suatu usaha untuk meningkatkan nilai estetika tanaman – dalam hal ini tanaman obat – dengan adanya pengaturan yang sesuai dengan potensi lahan dan enak dipandang mata.Sedangkan kata “Keluarga” menunjukkan “taman obat” ini berfungsi untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga dan dibuat di lingkungan keluarga, yaitu di pekarangan rumah, dapat juga di pekarangan sekolah atau kantor.
Pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas, maka jenis tanaman obat sebaiknya dipilih yang penting dan bermanfaat untuk keperluan menjaga kesehatan keluarga sehari – hari. Selain itu, dipilih jenis tanaman yang mudah dibudidayakan dan tidak menyita tempat karena ukuran tajuk yang besar. Karena sifat pekarangan berbeda dengan kebun atau ladang, maka pemilihan tanaman juga harus memperhatikan factor keindahan serta memperhatkan kondisi halaman, misalnya, kontur tanah, bentuk serta adanya pohon atau bangunan lain.
Faktor paling penting dalam mengatur lahan untuk tanaman obat adalah memperhatikan estetika (keindahan ). Jangan sampai tanaman obat yang kita tanam di halaman merusak/mengganggu pemandangan. Juga harus diperhatikan keberadaan elemen taman lain, yaitu soft material misalnya kandang ternak,tiang bendera,jalan setapak, kolam ikan dan lain – lain.

PANDUAN PENGGUNAAN TOGA
Yang dimaksud dengan tanaman obat adalah tanaman yang salah satu, beberapa, atau seluruh bagian tanman tersebut mengandung zat atau bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan (penyembuhan penyakit).
Yang dimaksud dengan bagian tanaman adalah daun, bunga, buah, kulit buah, kulit batang batang, akar dan umbi. Dalam menggunakan tanaman yang berkhasiat obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga didapat hasil pengobatan seperti yang diharapkan, yaotu sebagai berikut :

Waktu Memetik Tanaman (Pada Umumnya) :
1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segara setelah mekar.
3. Buah dipetik dalam keadaan tua.
4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
5. Akar, rimpang (rhizome),umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti. 

Pencucian dan Pengeringan
Bahan – bahan yang sudah dikumpulkan, dicuci bersih yang dilakukan secepat mungkin. Dapat segera dipakai untuk pengobatan berupa bahan segar, atau dikeringkan untuk penyimpanan, dan dapat dipergunakan bila perlu.

Tujuan Pengeringan :
1. Mengurangi kadar air sehingga mencegah terjadinya pembusukan oleh cendawan atau bakteri.
2. Supaya tahan lama.
3. Mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk. 
Cara pengeringan :
1. Bila bahannya besar atau banyak mengandung air, dapat dipotong - potong seperlunya.
2. Pengeringan dapat langsung dibawah sinar matahari atau memakai pelindug.
3. Dapat juga diangin – anginkan ditempat yang teduh , atau di dalam ruang pengeringan yang aliran udaranya baik. 

Nama
Beberapa hal mengenai nama yang dipakai adalah :
1) nama ilmiah (scientific name) : nama latin yang sering dipergunakan
2) nama Indonesia : nama yang telah ditetapkan oleh DitJen. POM DEPKES RI


Kegunaan
Yang diutamakan adalah khasiat penyembuhan bila dipakai tunggal, bukan campuran.

Cara pemakaian
Bila tidak dicantumkan namanya, berarti merebus simplisia ( bahan dari tanaman berkhasiat obat, yang belum tercampur, belum diolah, tapi sudah dalam keadaan bersih) dengan api kecil, dengan menambahkan 3 (Tiga) gelas air bersih (Lebih Kurang 600 cc ) sampai menjadi 1(Satu) gelas air putih (Lebih Kurang 200cc). Tanaman berkhasiat obat yang masih berpa simplisia, hasil pengobata tampak lambat tetapi bersifat konstruktif, bebeda dengan obat kimiawi, yang hasil pengobatannya terlihat cepat, tetapi bersifat destruktif. Oleh karena itu, tidak dianjurkan pemakaiannya pada penyakit – penyakit infeksi yang sifatnya akut (cepat ) tetapi lebih diutamaka untuk pemeliharaan kesehatan dan pada penyakit – penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimiawi atau memerlukan kombinasi pengobatan (obat kimiawi dengan tanaman berkhasiat obat).


PENGELOMPOKAN TANAMAN OBAT
Pengelompokan tanaman obat kedalam 5 (Lima ) jenis sebagai berikut :

1. Tanaman Buah, yaitu : Tanaman penghasil buah dan biasa dikonsumsi buahnya namun memiliki khasiat obat .
2. Tanaman Sayuran, yaitu : Bahan makanan sumber vitamin dan mineral namun memiliki khasiat obat.
3. Tanaman Rempah-rempah, yaitu : tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur namun memiliki khasiat obat.
4. Tanaman Hias, yaitu : tanaman bernilai estetika yang biasa digunakan sebagai unsure dekoratif baik di dalam maupun di luar ruangan namun memiliki khasiat obat.
5. Lain-lain, yaitu : tanaman berkhasiat obat selain dari tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman rempah-rempah dan tanaman hias. 

TANAMAN OBAT KELUARGA ( TOGA )

Dandang Gendis

Khasiat : obat kencing manis
Pemakaian : daun direbus, disaring dan diminum


Gondorusa  

Khasiat : obat pegel linu
Pemakaian : daun dilumatkan ditambah minyak kelapa dan digosokkan pada bagian yang sakit 


Ginseng Jawa

Khasiat : obat kuat
Pemakaian : akar direbus, disaring dan diminum


Jahe

Khasiat : pelega perut, obat batuk, obat rematik, penawar racun.
Pemakaian : rimpang ditumbuk dan diseduh dengan air panas, ditambah madu & diminum
Ketepeng Kebo

Khasiat : obat gatal - gatal 
Pemakaian : daun dilumatkan, dibalurkan pada bagian yang gatal .


Kunyit

Khasiat : obat demam, sesak nafas & obat radang
Pemakaian : rimpang diparut,ditambah air , diperas dan diminum.


Daun Dewa

Khasiat : 
a. -Obat luka terpukul, datang bulan tidak teratur, pembengkakan payudara, batuk.
Pemakaian : daun dicuci kemudian direbus & diminum
-Obat digigit ular berbisa atau binatang buas.
Pemakaian : umbi dilumatkan, ditempelkan ditempat yang terluka (ditambah kunyit)
-Obat muntah darah, pendarahan rahim
Pemakaian : daun dewa, kunyit & secang direbus dan diminum.
-Obat anti kanker
Pemakaian : daunnya untuk dilalap.

Orang – oring

Khasiat :
-Obat penyubur rambut / menghitamkan.
Pemakaian : daun + batang ditumbuk untuk keramas.
-Obat ambeyen / bawasir
Pemakaian : ditambah daun dilem, adas pulosari dicuci, direbus, & diminum 2x sehari
-c. Obat koreng / luka lama
Pemakaian : ditambah kunyit, kamboja, brotowali ditumbuk dan dioleskan.


Bayam kucing

Khasiat : antihipertensi, anti radang mata, juga bisa menghentikan pendarahan. 
Khasiat : akarnya untuk obat mencret, penawar kejang. Daunnya untuk obat wasir, batu ginjal, obat cacing (daun direbus). Daun yang masih segar sebagai obat tetes sakit telinga atau antiseptik.


Makutho Dewa

Khasiat : obat lever, kanker, jantung, kencing manis, asam urat, rematik, ginjal, tekanan darah tinggi.
Pemakaian: daging buah 3 biji makutho dewa potong kecil, rebus dalam 3 gelas air hingga 1 ½ gelas. Minum 3x sehari ½ gelas . lakukan selama 1 bulan.

Kapulaga 

Khasiat : obat batuk dan obat perut kembung.
Pemakaian : buah dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Hasil rebusan diminum sekaligus.


Sereh

Khasiat : 
- Obat radang lambung
Pemakaian : sereh ditambah daun lidah buaya yang dikupas kulitnya, lalu tambahkan gula batu secukupnya direbus dengan hingga tersisa 1/3 nya, saring dan airnya diminum. 
- Obat sakit kepala 
Pemakaian : sereh dan jahe direbus dengan air hingga tersisa ½nya , saring dan airnya diminum.
- Mengobati gusi yang bengkak 
Pemakaian : daun dan akar sereh, kunyit, garam secukupnya direbus dengan air hingga tersisa ½ nya, saring dan airnya diminum. 
- Untuk penghangat badan
Pemakaian : sereh, jahe direbus dengan air hingga tersisa 1/2nya, saring dan airnya ditambah gula merah secukupnya lalu diminum. 
- Guna mengatasi pegal-pegal
Pemakaian : sereh segar beserta akarnya direbus dengan air secukupnya. Kemudian airnya hangat-hangat digunakan untuk mandi. 


Pepaya 

Khasiat : akarnya berkhasiat sebagai peluruh kencing, obat cacing, penguat lambung, perangsang kulit. Sementara bijinya berkhasiat sebagai obat cacing, peluruh haid, abortivum, peluruh kentut. Pada buah matang dapat memacu enzim pencernaan, peluruh empedu, menguatkan lambung, mengatasi sariawan. Buah mengkalnya dapat digunakan sebagai pencahar ringan, memperbaiki pencernaan, peluruh kencing, melancarkan ASI dan abortivum. Bunga pepaya berguna untuk peluruh haid, menambah nafsu makan, membersihkan darah, penyakit kuning. Daunnya berkhasiat sebagai penambah nafsu makan, peluruh haid.


Kumis Kucing

Khasiat : obat batu ginjal, memperlancar air seni, obat hipertensi, & obat encok
Pemakaian : daun direbus, disaring dan diminum.


Jeruk Nipis

Khasiat : obat batuk, penurun panas & pegel linu.
Pemakaian : buah dibelah, diperas ditambah madu dan diminum.


Lidah Buaya

Khasiat ; - Obat luka bakar, kena knalpot, penyubur rambut
Pemakaian : digosokkan
b. Obat batuk disertai sesak nafas
Pemakaian : direbus ditambah madu tawon untuk diminum.


Tempuyung

Khasiat : obat batu ginjal & peluruh air seni
Pemakaian : daun direbus, disaring dan diminum



Alang alang
 
Alang alang yang memiliki nama latin Imperata cylindrica(L) Beauv.var.mayor(Nees) C.E.Hubb. Tanaman ini berfamili : Gramineae atau Poaceae. Alang-alang (Imperata cylindrical (L.) Beauv.var.mayor ), Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menyebabkan penurunan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang. Bagian yang digunakan untuk obat medis adalah akarnya. Kenyataannya, akarnya dapat digunakan untuk menurunkan temperatur, melancarkan urin, menghentikan pendarahan, dan sebagai obat untuk pendarahan pada hidung, memuntahkan darah, gonorea (kencing nanah), hepatitis, infeksi ginjal. Penelitian menemukan bahwa alang-alang mengandung mannitol, glukosa, asam malic, asam sitrat, coixol, arundoin, silindrin, fernerol, simiarenol, anemonin, esin, alkali, 
saponin, taninin, dan polifenol. Alang alang ini memiliki banyak khasiat untuk mengobati banyak penyakit.

Famili : Gramineae atau Poaceae

Alang-alang (Imperata cylindrical (L.) Beauv.var.mayor ), Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm. Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menyebabkan penurunan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang
Bagian yang digunakan untuk obat medis adalah akarnya. Kenyataannya, akarnya dapat digunakan untuk menurunkan temperatur, melancarkan urin, menghentikan pendarahan, dan sebagai obat untuk pendarahan pada hidung, memuntahkan darah, gonorea (kencing nanah), hepatitis, infeksi ginjal. Penelitian menemukan bahwa alang-alang mengandung mannitol, glukosa, asam malic, asam sitrat, coixol, arundoin, silindrin, fernerol, simiarenol, anemonin, esin, alkali, saponin, taninin, dan polifenol.
NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon). NAMA ASING: Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru (Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-mei. Cambodia: sbö’:w. Laos: hnha:z kh’a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c [or] tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang
Efek Farmakologis : Rasa manis dan sifat sejuk, anti piretik (penurunan panas), diuretik (peluruh kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), masuk median paru-paru, lambung dan usus kecil.
Komposisi :
Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang terdiri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil penelitian lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3′,4′,7-trihidroksi flavon, 2′,3′-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.

Bagian tanaman yang digunakan : Akar, rimpang (daun) dan bunga. dapat digunakan yang segar atau yang dikeringkan.

Cara budidaya :
Perbanyakan dengan rimpang atau akar tinggal. Tanaman ini sangat mudah tumbuh dan terdapat dimana-mana disekitar kita. Merupakan tumbuhan liar dan menjurus sebagai gulma. Tumbuh liar di pinggir jalan, di ladang dan di hutan. Tumbuhan ini termasuk terna menahun, tinggi dapat mencapai 180 cm. Batang padat, buku berambut jarang. Daun berbentuk pita, berwarna hijau, permukaan daun kasar. Perbungaan berupa bulir, warna putih, bunga yang terletak di bagian atas adalah bunga sempurna dan yang terletak di bawah adalah bunga mandul. Bunga mudah diterbangkan oleh angin.
Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.

Resep tradisional:
Infeksi Saluran Kemih dan Kencing Sedikit

Bila menderita infeksi pada saluran kemih, sebaiknya segera diperiksakan pada dokter. Ramuan ini dapat digunakan sebagai obat alternatif disamping pengobatan dari dokter.
Ramuan:
Rimpang Alang-alang 6 gram
Rimpang Kunci pepet 5 gram
Daun Kumis kucing 4 gram
Air 115 ml

Cara pembuatan:
Diseduh, dibuat infus atau pil.

Cara pernakaian:
Diminum 1 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.
Untuk yang berbentuk pil diminum 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.

Mimisan, Kencing Darah, dan Muntah Darah.
Bila menderita kencing darah atau muntah darah, sebaiknya segera diperiksakan pada dokter. Ramuan ini dapat digunakan sebagai obat alternatif disamping pengobatan dari dokter.

Ramuan:
Rimpang Alang-alang 6 gram
Daun sendok segar 6 gram
Daun Andong segar 2 helai
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Diseduh, dipipis, dibuat infus atau pil.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. (untuk infus). Untuk pipisan diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 1/4 cangkir. Untuk pil diminum 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.

Andong 
 


Andong yang memiliki nama latin : Cordyline fruticosa (L)A.Cheval. Dan memiliki nama daerah : Endong; Kayu urip; Linjuwang; Jejuwang; Sabang; Daun ngasi. Deskripsi tanaman: Sering ditanam di kebun. Tumbuhan ini berupa pohon, tinggi dapat mencapai 5 meter. Batang keras, bekas dudukan daun tampak dengan jelas. Daun tunggal menempel pada batang, berwarna hijau tua, tepi daun rata. Perbungaan bentuk malai, tumbuh diketiak daun dengan tangkai bunga panjang. Buah buni, warna merah mengkilat. Akar serabut berwarna putih kotor. Habitat: Tumbuh liar di pagar atau di pekuburan sebagai tanaman hias, lazim di tanam pada dataran rendah sampai 1900 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan: Daun. Tanaman ini memiliki beberapa kandungan kimia: Steroida; Saponin; Polisakarida. Khasiat: Hemostatik, Antibengkak. Dan juga memiliki nama simplesia: Cordylinae Folium. Resep tradisional: Batuk darah dan Haid terlalu banyak: Daun andong segar 5 helai; Air secukupnya, Dibuat infus, diseduh atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. Tanaman Andong ini sering disebut dengan Cordyiline fruticosa yang memiliki banyak khasiat.
Nama latin: Cordyline fruticosa (L)A.Cheval
Nama daerah: Endong; Kayu urip; Linjuwang; Jejuwang; Sabang; Daun ngasi
Deskripsi tanaman: Sering ditanam di kebun. Tumbuhan ini berupa pohon, tinggi dapat mencapai 5 meter. Batang keras, bekas dudukan daun tampak dengan jelas. Daun tunggal menempel pada batang, berwarna hijau tua, tepi daun rata. Perbungaan bentuk malai, tumbuh diketiak daun dengan tangkai bunga panjang. Buah buni, warna merah mengkilat. Akar serabut berwarna putih kotor
Habitat: Tumbuh liar di pagar atau di pekuburan sebagai tanaman hias, lazim di tanam pada dataran rendah sampai 1900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Steroida; Saponin; Polisakarida
Khasiat:
Hemostatik
Antibengkak

Nama simplesia: Cordylinae Folium
Resep tradisional:
Batuk darah dan Haid terlalu banyak:

Daun andong segar 5 helai; Air secukupnya, Dibuat infus, diseduh atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir




Anting Anting 
 
Anting – anting yang memiliki nama latin Acalypha australis L. Berfamili : Euphorceae. Juga memiliki nama daerah: Anting-anting
Inggris, Cina : Tie Xian. Tanaman anting anting memiliki Sifat Kimiawi : Kandungan kimia tanaman ini belum banyak diketahui, kegunaan yang disebutkan dari pengalaman turun temurun serta secara empiris. Tanaman ini juga memiliki Efek Farmakologis : Anti biotik, anti radang, peluruh seni, Astringent menghentikan pendarahan (hemostatik), rasa pahit dan sejuk. Bagian tanaman yang digunakan : seluruh tanaman segar atau kering. Adapun cara membudidayakan tanaman ini yaitu dengan cara :
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan seperti tanaman lain juga membutuhkan air dengan penyiraman merata atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari dan sedikit agak terlindung. Adapun resep tradisional: 1. Disentri Amoeba : Tanaman kering (seluruh batang) sekitar 30-60 gram direbus, air rebusan diminum 2 kali dan diulangi untuk 5-10 hari.
2. Dermatitis, Eksema, Koreng : Herba segar secukupnya direbus, air rebusannya untuk cuci kulit yang sakit.
3. Batuk, mimisan dan berak darah : Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin.
4. Obat untuk kucing : Akar biasa dipakai obat oleh kucing secara naluriah.
5. Pendarahan, Luka bakar : Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan kemudian ditempel ketempat yang sakit.
6. Disentri Basiler : Tanaman kering 30-60 gram, ditambah portulaka 30 gram, gula 30 gram, direbus dan diminum setelah dingin.
7. Diare, muntah darah : Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin. Tanaman anting anting masih banyak memiliki banyak lagi khasiat.


Advokat 
 

Advokat yang sering dikenal dengan Persea gratissima Gaerin. Dan memiliki nama daerah : Apukat; Advocaat; Alpokat; Apuket. Adapun deskripsi tanamannya Pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter, batang berkayu, dan bercabang-cabang. daun tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Perbungaan berbentuk malai, tumbuh di ujung ranting. Buah buni bentuk bulat telur, bentuk pita atau bentuk bulat. Warna buah hijau sampai ungu. Daging buah jika sudah masak berwarna kuning atau kkuning kehijauan. Akar termasuk akar tunggang. Advokat berhabitat pada daerah berikilim panas pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan: Daun. Adapun beberapa kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman advokat yaitu Minyak lemak; Lesitin; Fitosterin; Vitamin A,B,D dan vitamin E. Tanaman ini memiliki khasiat : Diuretik ; Anti bakteri. Tanaman ini memiliki nama simplesia : Perseae Folium. Adapun resep tradisionalnya Batu ginjal : Daun avokat segar 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. Sakit perut dan Disentri : Daun avokat segar 5 g; Rimpang temu kunci segar 5 g; Rimpang kunyit segar 6 g; Rasuk angin 1/2 g; Daun pegagan segar 6 g; Air 115 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml. Advokat selain bisa dijadikan sebagai tanaman obat tradisional juga bisa dijadikan minuman seperti jus advokat.

Nama latin: Persea gratissima Gaerin
Nama daerah: Apukat; Advocaat; Alpokat; Apuket
Deskripsi tanaman: Pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter, batang berkayu, dan bercabang-cabang. daun tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Perbungaan berbentuk malai, tumbuh di ujung ranting. Buah buni bentuk bulat telur, bentuk pita atau bentuk bulat. Warna buah hijau sampai ungu. Daging buah jika sudah masak berwarna kuning atau kkuning kehijauan. Akar termasuk akar tunggang
Habitat: Tumbuh pada daerah berikilim panas pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Minyak lemak; Lesitin; Fitosterin; Vitamin A,B,D dan vitamin E
Khasiat: Diuretik ; Anti bakteri
Nama simplesia: Perseae Folium
Resep tradisional:
Batu ginjal
Daun avokat segar 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml

Sakit perut dan Disentri
Daun avokat segar 5 g; Rimpang temu kunci segar 5 g; Rimpang kunyit segar 6 g; Rasuk angin 1/2 g; Daun pegagan segar 6 g; Air 115 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml
 

Asam 
 

Asam yang memiliki nama latin: Tamarindus indica Linn dan memiliki nama daerah: Tangkal asam; Acem; Celagi Adapun beberapa penjelasan tanaman asam yaitu : Pohon menahun dan besar tingginya mencapai 15 m. Daunnya bersirip genap, setiap tahun antara bulan september - oktober daun-daun itu luruh berganti dengan baru. Bunganya berwarna kuning . Buahnya bentuk polong. Asam berhabitat di daerah-daerah pantai. Banyak juga yang di tanam orang di tepi-tepi jalan sebagai pohon perindang. Didataran rendah 1 - 300 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan: Daging buah; daun muda (sinom) ; kulit kayu. Asam mengandung beberapa kandungan kimia yaitu : Buah mengandung vitamin A; zat gula; selulosa; asam-asam yang terikat oleh kalium; tartrat; gula invart; pektin. Khasiat : Laksan; Analgesik; Diaforitik; Laksatif . Memiliki nama simplesia : Tamarindori Pulpa Cruda. Adapun beberapa resep tradisionalnya yaitu : Demam: Asam 2 ruas ibu jari; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.Eksem: Asam 1 ruas ibu jari; rimpang temulawak 4 keping; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 110 ml.Nyeri haid: Asam 1 ruas ibu jari; kunyit 1 jari; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml. Asam banyak memiliki khasiat untuk mengobati penyakit.

Nama latin: Tamarindus indica Linn
Nama daerah: Tangkal asam; Acem; Celagi
Deskripsi tanaman: Pohon menahun dan besar tingginya mencapai 15 m. Daunnya bersirip genap, setiap tahun antara bulan september - oktober daun-daun itu luruh berganti dengan baru. Bunganya berwarna kuning . Buahnya bentuk polong.
Habitat: Tanaman ini tumbuh liar di daerah-daerah pantai. Banyak juga yang di tanam orang di tepi-tepi jalan sebagai pohon perindang. Didataran rendah 1 - 300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daging buah; daun muda (sinom) ; kulit kayu.
Kandungan kimia: Buah mengandung vitamin A; zat gula; selulosa; asam-asam yang terikat oleh kalium; tartrat; gula invart; pektin.
Khasiat: Laksan; Analgesik; Diaforitik; Laksatif
Nama simplesia: Tamarindori Pulpa Cruda
Resep tradisional:
Demam:
Asam 2 ruas ibu jari; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml
Eksem:
Asam 1 ruas ibu jari; rimpang temulawak 4 keping; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 110 ml
Nyeri haid: Asam 1 ruas ibu jari; kunyit 1 jari; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.


AWAR AWAR
 

Nama latin: Ficus septicum Burm.b.
NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar

Deskripsi tanaman: Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.

Habitat: Tumbuh liar sebagai tanaman pengganggu pada dataran rendah sampai 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Flavonoid; Sterol; Khasiat: Sudorik; Diuretik; Emetik
Nama simplesia: Fici septicae Folium
Daun Ficus septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli secara in vitro, hasil pengujian bioautografi dilaporkan bahwa 4 g ekstrak daun awar awar yang larut dalam Metanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Antofin (5 g) berefek sebagai antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli)
Resep tradisional: 
Herpes, Sakit kepala, Rematik:
Daun awar-awar segar secukupnya; Air secukupnya, Dipipis sampai berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian kulit yang sakit 1 hari 2 kali.


ANTING ANTING

(Acalypha australis L.)
 
Famili : Euphorceae
Nama daerah : Anting-anting.
Inggris :
Cina : Tie Xian

Sifat Kimiawi : Kandungan kimia tanaman ini belum banyak diketahui, kegunaan yang disebutkan dari pengalaman turun temurun serta secara empiris.

Efek Farmakologis : Anti biotik, anti radang, peluruh seni, Astringent menghentikan pendarahan (hemostatik), rasa pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan : seluruh tanaman segar atau kering.

Cara budidaya :
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan seperti tanaman lain juga membutuhkan air dengan penyiraman merata atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari dan sedikit agak terlindung.
Resep tradisional:

1. Disentri Amoeba : Tanaman kering (seluruh batang) sekitar 30-60 gram direbus, air rebusan diminum 2 kali dan diulangi untuk 5-10 hari.
2. Dermatitis, Eksema, Koreng : Herba segar secukupnya direbus, air rebusannya untuk cuci kulit yang sakit.
3. Batuk, mimisan dan berak darah : Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin.
4. Obat untuk kucing : Akar biasa dipakai obat oleh kucing secara naluriah.
5. Pendarahan, Luka bakar : Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan kemudian ditempel ketempat yang sakit.
6. Disentri Basiler : Tanaman kering 30-60 gram, ditambah portulaka 30 gram, gula 30 gram, direbus dan diminum setelah dingin.
7. Diare, muntah darah : Tanaman kering 30-60 gram, direbus dan diminum setelah dingin.






Adas
 

Nama latin: Foeniculum vulgare Mill
Nama daerah: Hades; adase; Fenkel; Fennel; Denggu-denggu; Papaato; Alas; Landi; Adhas; Cedas; Adeh; Manih; Wala wunga; Kumpasi; Paapang; Rempasu
Deskripsi tanaman: Terna, tinggi 0,5-3 meter, batang beralur, tumbuh tegak. daun berbagi menyirip, berseludang dengan warna putih. Perbungaan berbentuk payung dengan 6-40 gagang bunga, mahkota bunga berwarna kuning. Buah berusuk-rusuk sangat nyata, panjang 4-6 milimeter, warna hijau pada waktu muda dan keabu-abuan setelah tua.
Habitat: Tumbuh secara liar di daerah Tosari dan dibudidayakan di pegunungan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada ketinggian 900 - 1.300 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: limonena; minyak lemak; stigmasterin; umbeliferona; gula; saponin; flavonoida; polifenol

Khasiat:
Anti inflamasi , karminatif , diuretik , anti mikroba

Resep tradisional:
Sembelit:
Adas 3 butir; Daun muda jambu biji 3 lembar; Kulit batang pulosari 1/2 jari; air 2 cangkir; Ramuan direbus hingga mendidih sampai diperoleh cairan 1 cangkir kemudian disaring, Bayi umur 3 bulan: sehari minum 5-7 kali, tiap kali 1 sendok teh; Bayi umur 6 bulan: sehari minum 3 kali, tiap kali 1 sendok makan; Anak umur 3 tahun: sehari minum 3 kali, tiap kali 2 sendok makan; Remaja: sehari minum 1 kali, tiap kali 1 cangkir

Batuk:
Adas 3 butir; Gula batu secukupnya; Air secukupnya; Daun sagamanis 7 lembar; Kulit batang pulosari 1 jari; Bawang merah 1 buah, Campuran ditambah air sedikit, lalu ditumbuk halus, kemudian dibungkus dengan daun pisang selanjutnya dikukus 15 menit, lalu diperas dengan kain bersih, Diminum sekaligus sebelum tidur

Sakit perut:
Adas 5 butir; Ketumbar 11 biji; Merica bolong 11 biji; Daun po’o segar 20 lembar; Air 2 cangkir; Kunyit 1/2 jari; Lempuyang wangi dibakar 1 biji; Temu kunci dibakar 3 biji; Temu kunci segar 3 biji; Kayu ules 1 biji, Campuran ditumbuk, kemudian dididihkan sampai memperoleh 1 cangkir, lalu disaring dengan kain bersih, Diminum sehari 2 kali.



BAMBU TALI
(asparagua cochinchinenesis (Lour.) Merr.)

Famili : Liliaceae
Daerah : Asparagus,
Asing : Christisdoorn
Sifat Kimiawi : Saponin, aglycone, protosarsapogenin, asaparagine, glukose, fruktose, 5-methoxy-methylfurfural, beta-sitosterol.

Efek Farmakologis : Dalam pengobatan Cina dan tradisional lainnya disebutkan tanaman ini mempunyai sifat - Rasa manis, pahit, dingin. Masuk meridian paru-paru dan ginjal, menyuburkan Yin, membersihkan paru-paru dan menurunkan panas api, merangsang produksi cairan tubuh, anti toxic, anti neoplastik dan anti piretik.
Bagian tanaman yang digunakan : Umbi yang dikeringkan
Cara budidaya :
Menggunakan Umbi atau biji, pemeliharaan mudah cukup dengan menjaga kelembaban tanah serta pupuk dasar dan cukup sinar matahari. Sebagai tanaman obat maka tanaman ini tidak boleh disemprot dengan pestisida.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
TBC Paru dan Batuk Darah serta sakit kerongkongan : Umbi kering 6-12 gr direbus 1.5 gls air menjadi 1 gls, diminum hangat 2x sehari.

 

BUNGUR
 

Nama latin: Lagerstromeia speciosa Pers

Nama daerah: Bhungor; Wungur; Ketangi; Laban; Wungu

Deskripsi tanaman: Pohon, tinggi dapat mencapai 45 m, umumnya antara 25-30 meter, bercabang-cabang. Batang berwarna cokelat pucat sampai merah cokelat. Perbungaan berupa malai, berwarna ungu.

Habitat: Tumbuh di tanah gersang dan subur pada hutan atau tanaman pelindung tepi jalan pada dataran 1-900 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu

Kandungan kimia: Tanin; Alkaloid; Saponin; Terpena; Glukosa
Khasiat: Antidiare; Diuretik; Antidiabetik
Nama simplesia: Lagerstroemiae speciosae Cortex, Lagerstroemiae speciosae Folium
Resep tradisional:
Kencing manis:
Daun bungur segar 8 g; Biji kacang hijau 9 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.




 BUNGA PUKUL EMPAT
 

Nama latin: Mirabilis jalapa L
Nama daerah: Kembang pagi sore; Bunga tete apa; Lorelaka; Bodoko sina; Turaga; Bele de nuit
Deskripsi tanaman: Terna, tumbuh tegak, tinggi sampai 50 cm, bunga berwarna merah, putih atau kuning, mekar pada sore hari dan menutup pada pagi hari
Habitat: Tumbuh di pekarangan sebagai tanaman hias, dengan cukup sinar matahari pada dataran rendah sampai 1200 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Akar
Kandungan kimia: Alkaloid trigonelia
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik
Nama simplesia: Mirabilidis radix
Resep tradisional:
Radang amandel, Radang prostat:
Akar bunga pukul empat segar 10 g; Air secukupnya, Dibuat jus atau dipipis, Dikompreskan pada bagian yang sakit
 

BUNGA PAGODA
 

Nama latin: Clerodendrum japonicum (Thunb)

Nama daerah: Senggugu; Tumbak raja
Deskripsi tanaman: Perdu meranggas, tinggi 1-3 m. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30 cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri atas bunga kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat.
Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah atau di tepi jalan
Bagian tanaman yang digunakan: Akar ; Daun
Kandungan kimia: Alkoloid; Garam Kalium; Zat Samak
Khasiat: Antiradang; Diuretik; Sedatif; Hemostatis
Nama simplesia: Clerodendri Radix

Resep tradisional:
Bisul daan Koreng:
Daun bunga pagoda 7 lembar; Madu 25 ml; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan sore
Wasir berdarah:
Akar bunga pagoda 25 g; Air 110 ml, Direbus hingga mendidih, Diminum 2 kali sehari


 BRATAWALI
 

Nama latin: Tinospora tuberculata Beumee
Nama daerah: Andowali; Antawali; Putrawali; Daun gadel
Deskripsi tanaman: Perdu memanjat. Batang sebesar jari manis, dengan banyak mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak keras dan berair. Daun berbentuk jantung atau panah dengan tangkai panjang dan besar. Bunga berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga dan tidak sempurna. Buah terdapat dalam tandan berwarna merah muda
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di ladang
Bagian tanaman yang digunakan: Batang ; Daun

Kandungan kimia: Pikoretine; Alkaloida; Berberin; Columbine
Khasiat: Antipiretikum; Tonikum; Antiperiodikum; Diuretikum; Antidiabetik
Nama simplesia: Tinosporae Caulis
Resep tradisional:
Demam:
Batang bratawali 3 g; Daun sembung 6 g; Daun kumis kucing 4 g; Rimpang lengkuas 4 g; Air 110 ml, Dipis, direbus atau pil, Diminum 1 kali sehari sebanyak 50 ml.
Rematik
Batang bratawali 2 g; Rimpang kencur 7 g; Biji sledri 2 g; Daun jambu monyet muda 5 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml, apabila dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
Gatal-gatal:
Batang bratawali secukupnya; Air 1 periuk, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Digunakan untuk merendam diri, terutama pada bagian yang gatal.


 BIDARA UPAS
 

Nama latin: Merremia mammosa (Lour)Hall.F
Nama daerah: Bidara upas; Widara upas; Blanar
Deskripsi tanaman: Tanaman tahunan yang tumbuh memanjat/membelit, daun berbentuk jantung, bunga lonjong berwarna putih, berumbi seperti ubi jalar. Banyak terdapat di hutan, kadang-kadang ditanam di pagar pekarangan.
Habitat: Tumbuh liar di hutan-hutan atau ditanam didekat pagar
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi
Kandungan kimia: Zat pait; Damar; Zat pati
Khasiat: Laktagog; Antiinflamasi; Antipiretik
Nama simplesia: Merremiae tubera
Resep tradisional:
Batuk, Radang tenggorakan, Suara parau:
Umbi bidara upas segar 8 g; Rimpang kencur 6 g; Daun sirih 3 helai; Buah kapulaga 3 g; Air secukupnya, Dipipis, Beningan untuk berkumur kemudian diminum 2 kali sehari; pagi dan sore
Difteri:
Umbi segar bidara upas 8 g; Air matang sampai 1/4 cangkir, Umbi bidara upas diparut; kemudian diperas dengan kain saringan, Beningan digunakan untuk berkumur kemudian diminum; 2 kali sehari; tiap kali untuk orang dewasa; 2-3 sendok makan; untuk anak-anak 1 sendok makan; bila perlu dapat diencerkan dengan air matang








BESARAN
 

Nama latin: Morus australis Poir
Nama daerah: Kitau; Kerto; Babasaran; Bebesaran; Murbei; Lampaung; Mempaung
Deskripsi tanaman: Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon yang tingginya 6-9 m. Daunnya berbentuk segitiga atau jantung, mudah luruh dari rantingnya. Buahnya bergugus, warnanya coklat tua kalau sudah masak. Daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera
Habitat: Tumbuh liar di hutan dan ditanam di halaman atau di kebun
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar ; Cabang ; Buah
Kandungan kimia: Karoten; Adenin; Kolin; Amilase; Minyak lemak; Vitamin C; Vitamin A; Vitamin B1; Kalsium; Fosfor; Maklurin; Rutin; Morin; Ergosterol
Khasiat: Antipiretik; Antitusif; Diuretik; Anti flogestik; Analgesik
Nama simplesia: Mori australidis Folium
Resep tradisional:
Hepatitis; kurang darah dan tekanan darah tinggi:
Buah besaran 7-10 g; Air matang secukupnya, Dibuat jus, Diminum sehari 1 kali; diulang selama 14 hari


Radang persendiaan dan nyeri pinggang:  
Ranting dan daun besaran 10 g; Air 110 ml, Diseduh, Diminum sehari 1 kali pada pagi hari, 100 ml
 

BLUNTAS
 

Nama latin: Pluchea indica L.

Nama daerah: Baluntas; Baruntas; Luntas; Lamutasa
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 1-2. Batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk berbentuk malai rata, mahkota lepas, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras, berwarna coklat
Habitat: Banyak dijumpai sebagai tanaman pagar yang dapat tumbuh baik sampai ketinggian 800 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkaloid; Minyak atsiri
Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Stomakik
Nama simplesia: Plucheae indicae Folium
Resep tradisional:
Keputiha:
Daun beluntas muda segar 20 helai; Akar tapak liman 1 pohon; Air secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 1 kali di waktu pagi; 1/4 cangkir
Nyeri persendiaan/Nyeri pinggang:
Akar beluntas segar 5 g; Rimpang kencur segar 7 g; Rimpang temu lawak segar 6 g; Rimpang kunyit segar 6 g; Air 120 ml, Dipipis, Diminum sehari 1 kali 100 ml
Malaria:
Daun beluntas segar 30 helai; Daun sirih segar 7 helai; Daun sembung segar 9 helai; Daun asam muda segar 2 genggam; Air 20 ltr , Dibuat infus, Uapkan ke tempat tidur yang digunakan ukub.
 

BELIMBING WULUH
 

Nama latin: Averrhoa bilimbi L

Nama daerah: Belimbing wuluh; Belimbing buloh; Belimbing asam; Calincing; Balimbeng
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang keras, tinggi mencapi 11 meter, daun bersirip genap. Batang tidak bercabang. Bunga berbentuk bintang, berwarna merah muda sampai ungu. Buah beruang 5, bergantung pada batang atau dahan. Buah berair dan berasa asam.
Habitat: Tumbuh liar atau dibudidayakan di pekarangan yang cukup memperoleh sinar matahari.
Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Buah ; Daun
Kandungan kimia: Kalium oksalat; Flavonoid; Pektin; Tanin; Asam galat; Asam ferulat
Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran
Nama simplesia: Bilimbi Folium
Resep tradisional:
Batuk; Sakit tenggorokan; Sariawan:
Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam; Buah adas manis secukupnya; Air 1/4 cangkir; Gula batu secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore; tiap kali diminum 1 sampai 2 sendok makan
Kencing manis: Daun belimbing wuluh segar 20 g; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 1/4 cangkir
 



BELIMBING MANIS
 

Famili : Oxalidaceae
Daerah : Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), Balireng (Bugis), Lembetua (Gorontalo)
Asing : Sweet starfruit
Sifat Kimiawi : Banyak kandungan antara lain protein, lemak, kalsium, phosphor, besi, Vit A, B dan C.
Efek Farmakologis : Buah - rasa asam, manis, netral, anti radang, peluruh liur, peluruh kemih. Bunga - rasa manis, anti malaria. Batang dan daun - rasa asam, kelat, netral, anti radang, peluruh kemih, menghilangkan panas. Akar - rasa asam, netral, kelat (astringent), analgesik (menghilangkan sakit), anti rematik.
Bagian tanaman yang digunakan : Buah, bunga, daun dan akar.
Cara budidaya : Menggunakan biji, cangkok atau okulasi
Resep tradisional:
1 Sakit lever : 12-15 gr akar kering dicuci ditambah air, direbus dan diminum.
2 Koreng : daun segar direbus, airnya hangat-hangat untuk mencuci bagian yang sakit.
3 Bisul : daun segar digiling halus, aduk dengan air cucian beras sehingga jadi bubur, tempelkan dan balut.
4 Malaria : 15-24 gram bunga kering seduh dengan air panas/mendidih diminum sehari 2x.
5 Kanker : 1/4 genggam daun belimbing, 1/2 lembar daun pepaya muda, 1/4 genggam daun cerme muda, 1/3 genggam daun bayam merah, 2 jari wortel, dicuci bersih tambah air matang 1.5 gelas digiling halus, disaring dan airnya ditambah 1 sendok madu lalu diminum.
6 Kencing batu : 3-5 buah belimbing direbus ditambah madu dan diminum.
7 Sakit pada sendi : 120 gr akar segar dicuci bersih, dipotong seperlunya dimasukan kedalam 600 cc arak, tutup rapat disimpan 7 hari dan minum sehari 1 sloki.
8 Darah tinggi : 2 buah yang masak atau masih hijau dimakan setelah makan pagi dan makan sore.
9 Influenza, sakit tenggorokan : 90-120 gr buah belimbing segar di juice, saring dan minum airnya.
10 Sakit kepala kronis : 30-45 grm akar segar dipotong kecil-kecil dicuci bersih, ambil 120 grm tahu, tambahkan air sampai terendam di tim dan dimakan sehari sekali.
11 Diabetes melitu dan kolesterol : buah yang masak atau masih hijau 2 biji segar, dimakan setelah makan pagi dan sore.


BAYAM MERAH
 

Nama latin: Iresine herbstii Hook

Nama daerah: Bayam merah; Bayem bang
Deskripsi tanaman: Tumbuhan herba tegak tingginya 80-120 cm, daun berbentuk jantung terbalik, pada setiap ruas terdapat 2 daun berhadapan (oposita), ada yang berdaun hijau berurat, kemerah-merahan, lebar 5-7 kali, 3-4 cm dan bertangkai, bunga kecil-kecil, bermahkota seperti selaput, membentuk mayang pada ketiak daun dan di puncak batang. Buah bulat panjang kecil berbiji satu.
Habitat: 1-1400m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Ferulytyramine; Ferrum
Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik
Nama simplesia: Iresine herbstie Folium
Resep tradisional:
Kurang darah:
Bayam merah secukupnya, Dimasak sebagai sayuran; pemanasan jangan terlalu lama, Dimakan.
 

BAYAM DURI
 

Famili : Amaranthaceae

Bayam duri, acap dianggap sebelah mata. Di bandingkan bayam sayur biasa, meski rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh. Padahal, banyak yang tidak menyadari, selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan disentri, bisul, sampai keputihan.
Bayam duri berasal dari suku Amaranthus. Masyarakat mengenalnya dengan bermacam nama. Di Lampung, bayam duri lebih dikenal dengan nama bayam kerui. Adapula yang mengenalnya senggang cucuk (Sunda), bayam eri, bayam raja, bayam roda, bayam cikron (Jawa), Ternyak duri, ternyak lakek (Madura).
Di Bali, namanya Bayam Kikihan, Bayam siap, atau Kerug Pasih. Sedangkan di Minahasa bernama Kedawa Mawaw, karawa rap-rap, karawa in asu, korawa kawayo. Di Makasar namanya Sinau katinting, di Bugis bernama Podo Maduri. Tapi di Halmahera Utara bayam duri lebih dikenal dengan nama Maijanga atau ma hohoru, di Ternate namanya Baya, sedangkan di Loda bernama Loda. Sebagaimana tertulis dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, karya dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya, Jakarta, 1999, tersebut bahwa dengan memanfaatkan akarnya, banyak khasiat yang bisa diambil. Misalnya untuk pengobatan bisul yang keras, wasir (hemoroid), ekzema, gusi bengkak berdarah, malancarkan pengeluaran ASI ( laktagoga ), demam, kutil, luka bakr dan di gigit ular berbisa. Seluruh tumbuhan direbus, airnya selagi hangat di gunakan untuk merendam kaki yang pegal linu, dan reumatik.
Asing : Prickly Amaranth, Le Xian Cai (Cina)
Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia antara lain amarantin, rutin, kalium nitrat, piridoksin, garam-garam fosfat, besi, Vitamin A, C dan K.
Efek Farmakologis : Tanaman ini mempunyai sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat : Rasa manis, pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman baik segar maupun kering yang diangin-anginkan.
Cara budidaya : Dengan cara Stek ataupun biji.
Resep tradisional:
1 Disentri : Akar segar 30 gr dicuci bersih, ditambah 15 gr gula enau dan air bersih secukupnya lalu direbus hingga sisa 1 gelas, minum sebelum makan
2 Keputihan : Akar segar 30-60 gr, dicuci bersih ditambahkan sedikit gula batu, digodok dengan 3 gls air sampai 1 gls, disaring dan diminum.
3 TBC Kelenjar : Akar segar 30-60 gr atau seluruh tumbuhan, dicuci bersih digodok air bersih dicampur arak secukupnya, diminum.
4 Sakit kerongkongan : Akar segar 45 gr dicuci bersih, digodog dan diminum.
5 Bisul : Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, campurkan madu secukupnya menutupi bisul lalu dibalut. Sehari diganti 2x.
6 Wasir : Segenggam daun segar dicuci, digodog dan dipakai menguapi dan mencuci wasirnya.
7 Eksim (Dermatitis) : Seluruh tumbuhan secukupnya digodok, tambahkan sedikit garam dan airnya digunakan mencuci bagian yang sakit.
8 Radang saluran pernapasan : Daun 1/4 genggam dicuci dan digiling halus, diberi air masak 3 sendok makan dan garam sedikit, diperas dan disaring lalu diminum 2x sehari
9 Buang air kemih tidak lancar : Satu potong akar dengan bonggolnya dicuci bersih, digodog dengan 2 gls air bersih sampai menjadi 1 gls, minum sekaligus.
10 Gusi luka berdarah : Tanaman secukupnya dibakar (dengan alas genteng) dan dijadikan bubuk, dipakai seperti salep dioleskan kebagian yang sakit.
11 Menambah produksi ASI : Satu batang bayang dicuci bersih, digiling halus dan dipakai sebagai tapal disekeliling payu dara.
12 Demam : Daun segar segenggam dicuci, digiling, ditambah air, dipakai sebagai tapal didahi

BAYAM
 

Nama latin: Amarantus Spec div
Nama daerah: Arum; Baya; Hayum; Jagur; Tarnak; Nadu
Deskripsi tanaman: Semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan. Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat kehitaman
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Protein; Lemak; Karbohidrat; Kalium; Zat besi; Amarantin; Rutin; Purin; Vitamin A,B dan C
Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik
Nama simplesia: Amaranthi Folium
Resep tradisional:
Menguatkan hati:
Daun bayam 9 lembar; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih, Dimakan sebagai sayuran 3 kali sehari.










Boroco
 

Boroco (Celosia argentea Linn.)

Nama Lokal Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kuntha, Baya kasubiki; Qing xiang zi (China).;
Deskripsi Tumbuh tegak, tinggi 30 - 100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang wama hijau dan ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga bentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang.
Untuk Penyakit Radang mata, Hipertensi, Muntah darah, Keputihan, Disentri; Obat cuci mata, Infeksi saluran kencing;
Pemanfaatan BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, bunga dan seluruh tanaman, keringkan di bawah sinar matahari untuk disimpan.
KEGUNAAN:
Biji : - Infeksi mata = mata merah (Acute conjunctivitis).
- Radang kornea mata (Keratitis)
- Infeksi dalam mata (Chronic uveitis)
- Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
Bunga : - Muntah darah (Hematemesis)
- Keputihan (Leucorrhoe)
- Obat cuci mata.
Seluruh tumbuhan : - Buang air besar lendir dan darah (Disentri)
- Infeksi saluran kencing (Urinary tract.
infection)
PEMAKAIAN:
Biji : 10 - 30 gram
bunga : 30 - 60 gram. ... direbus.
Seluruh tumbuhan : 30 - 60 gram.
CARA PEMAKAIAN:
1. Keratitis:
Biji boroco 15 gram, hati ayam secukupnya direbus, dimakan.
2. Hipertensi:
Biji boroco 30 gram, 1 gelas air rebus menjadi 1/2 gelas air, dibagi
menjadi 2 (dua) kali minum.
3. Muntah darah:
Bunga boroco segar 30 - 60 gram ditambah daging secukupnya
rebus menjadi soup, makan.
4. Sebagai obat luar:
Bunga direbus, airnya untuk cuci mata (setelah disaring dengan
kertas saring/kapas).
5. Keputihan:
60 gram bunga ditambah 60 gram daging, direbus, minum air dan
dagingnya.
PERHATIAN :
CONTRA INDIKASI pada tekanan bola mata yang meninggi (Glaucoma).
 

BAWANG PUTIH
 
Nama latin: Allium sativum Linn.
Nama daerah: Bawang bodas; Bawang handak; Bawang basikong; Bawang puteh; Bawang pulek; Dasun putih; Pio-kan; Kosai boti; Lasun; Lasuna; Neuna; Mabida
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berumpun yang bersiung-siung, tiap siung terbungkus dengan kulit tipis. Daunnya berbentuk pita dan berakar serabut. Bunganya berwarna putih.
Habitat: Ditanam di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis
Kandungan kimia: Belerang; Protein; Lemak; Dialilsulfida; alilprophil-disulfida; Kalsium; Fosfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin C
Khasiat: Diaforetik; Ekspektoran; Spasmolitik; Antelmintik; Antiseptik; Antikoagulan; Antikistamin; Bakteriostatik
Nama simplesia: Alii Bulbus
Resep tradisional:
Asma; Bronkhitis; Selesma:
Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan kebo 2 g; Adas 1 g; Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk kemudian tambahkan air; diperas kemudian disaring; dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml; diulang sampai sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2 hari sekali 100 ml
Obat cacing:
Bawang putih 2 g; Rimpang temugiring 4 g; Air matang 2 sendok makan, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1 sendok makan; diulang selama 4 hari
Tekanan darah tinggi:
Induk umbi bawang putih 2 buah; Daun seledri segar 75 g; Air matang secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; 1/4 cangkir


 BAWANG MERAH
 

Nama latin: Allium cepa L
Nama daerah: Brambang; Bawang beureum; dasun merah
Deskripsi tanaman: Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam.
Habitat: Dibudidayakan pada dataran rendah sampai 1300 m dpl., pada daerah lembab dan cukup air.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis
Kandungan kimia: Minyak atsiri; sikloaliin; metilaliin; dihidroaliin; flavonglikosida; kuersetin; saponin; peptida; fitohormon; vitamin; zat pati
Khasiat: Bakterisid; ekspektoran; diuretik
Nama simplesia: Cepae Bulbus
Resep tradisional:
Batuk:
Umbi bawang merah 4 g; Daun poko 4 g; Daun sembung 3 g; Daun pegagan 4 g; Buah adas 2 g; Air 125 ml, Dipipis, dibuat pil atau direbus, Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml, dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir, pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.
Kencing manis:
Umbi bawang merah (dirajang) 4 g; Buah buncis (dirajang) 15 g; Daun salam (dirajang) 120 ml, Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Demam:
Umbi bawang merah (potong tipis) secukupnya; Minyak kelapa secukupnya; Minyak kayu putih secukupnya, Diremas-remas, Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam.